Norinda POV
Aku yang
pertama memutuskan kontak mata diantara kita. Aku mengerjap dan menghela nafas
untuk mengurangi debaran jantungku. Dan sesuatu yang baru aku sadari.
Bersamanya aku melupakan Kevin, melupakan semua masalah yang aku hadapi. Hanya
dengan duduk bersama dan saling menatap seperti tadi aku merasa tenang dan
damai. Sesuatu yang tidah pernah kurasakan . Bahkan bersama Kevin.
Hmm mengingat tentang dia aku heran mengapa aku tidak sakit
hati?. Mungkin selama ini aku tidak mencintainya. Berusaha mencintainya dalam 3
tahun ini, namun yang kurasakan hanyalah rasa nyaman dari seorang kakak, bukan
pangeranku. Dan apa yang kurasakan saat melihat dia dan Farah adalah rasa
kecewa karena dihianati. Setiap orang pasti kecewa bila dihianati bukan?!.
Setelah kami berdiam diri lagi, entah mengapa dia menjadi
lebih terbuka. Kami membicarakan banyak hal. Dari suasana taman kota yang
menyegarkan hingga hobby kita masing masing. Aku cukup merasa sedih ketika
matahari mulai terbenam. Kilau keemasan yang muncul membuat efek wajahnya
menjadi semakin tampan. Ah.. ya aku akan mendeskripsikan penampilannya.
Kulitnya kecoklatan dan badanya kekar, mungkin ia sering
berolahraga. Matanya hitam sempurna dan payungi alis yang tebal. Mungkin ia
keturunan timur?, entahlah yang pasti orang yang menatapnya akan terbius.
Termasuk aku. Rambutnyapun hitam dengan potongan pendek. Secara keseluruhan iya
mirip dengan pangeran yang diusir karena ketampanannya ,Omar..
Hahaa aku tertawa kecil karena pikiran aneh yang melintas di
otakku. “kenapa kau tertawa sendiri?”tanya dia sambil mengerutkan kening
“Tidak apa apa, ah ya selama kita mengobrol tadi aku belum
tau namamu. Siapa namamu?” tanyaku mengalihkan pembicaraan
“Benar, kita mengobrol seperti teman lama yang akhirnya
bertemu lagi, tapi nyatanya kita hanyalah orang yang tak sengaja bertemu secara
kebetulan dan tidk tau nama masing-masing. Namaku Randika, panggil saja Dika.
Dan kau?” ucapnya sambil tersenyum kecil
“Aku Norinka, panggil saja aku inka, jangan nori!” kataku
sambil mengancamnya.
“HAHAHA tidak mau! Aku ingin memanggilmu Nori! Kau tau aku
suka nori? Rumput laut itu sangat enak tau!” dia tertawa terbahak.
“huft sudahlah, kalau kau tertawa terus, llebih baik aku
pergi saja” sahutku dengan memeletkan lidah. Aku beranjak dari tempat dudukku.
“Tunggu! Sebelum kau pergi, aku ingin kau mengingat sesuatu. Bila
nanti kita bertemu lagi ,akan kupastikan kita bertemu lagi aku akan melamarmu.
Jadi bersiaplah, menjadi istri Randika Rahmanda.” Dan setelah itu dia mengecup
keningku.
Aku hanya terdiam selama beberapa saat. Aku terkejut dengan
ucapannya, namun entah mengapa aku tersenyum menunggu saat kita akan bertemu
lagi.
-END-
- Kau yang hadir menghapus dukaku...
Menemaniku di sepanjang senja
Entah takdir mana yang harus kusesali
Karena penghianatan yang diberi oleh dia
Telah mempertemukan kau dan aku
Aku harap kita dapat berjumpa kembali
Meski hanya untuk bertukar sapa -
from Norinda
- Tuhan telah memberiku banyak kebahagiaan
Dan kebahagiaan terbesarku adalah bertemu kamu
Aku pastiakn kita akan bertemu lagi
Karena kau akan kucari sepanjang hidupku
Dan setelah itu aku akan menikahimu -
from Randika